Mesin politik Partai Demokrat (PD) benar-benar kehabisan tenaga. Peluru panas yang terus ditembakkan buronan Interpol M. Nazaruddin terus menghantam Ketua Umum PD yang kini ditempati Anas Urbaningrum. Tak mau diseret sendiri dalam pusaran korupsi Wisma Atlet dan Hambalang, Nazaruddin justru menuding Anas sebagai bos besar di balik perbuatan melawan hukum itu. Situasi semakin memanas ketika internal PD tidak kompak menghadapi serangan Nazaruddin.
BOLEH jadi, posisi Demokrat yang semakin terpojok saat ini diselamatkan Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) PD yang digelar dua hari sejak hari ini, Sabtu (23/7/2011). Tentunya, ajang Rakornas bisa dimanfaatkan untuk meredam isu panas yang semakin sering dilontarkan Nazaruddin. Namun, Rakornas yang digelar di Sentul, Bogor ini juga sangat mungkin menjadi pintu masuk ‘musuh dalam selimut’ Demokrat untuk memukul mundur Anas Urbaningrum.
Memang, wacana Kongres Luar Biasa (KLB) sebagai salah satu upaya mendongkel kekuasaan Anas, sudah dipatahkan Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono. Akan tetapi, usulan dari akar rumput PD semakin menguat, yang intinya meminta Anas untuk meletakkan jabatannya, paling tidak untuk sementara. Desakan agar Anas mundur sementara menjadi relevan, mengingat serangan bertubi-tubi Nazaruddin selalu diarahkan pada mantan Ketua HMI itu.
Mengacu semakin ruwetnya persoalan internal Demokrat, akhirnya membuat elit-elitnya merasa perlu untuk angkat suara. Salah satunya datang dari Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie. Kendati tidak secara spesifik mengatakan posisi Anas sebagai Ketua Umum semakin terjepit, tetapi Marzuki sepertinya merasa gerah dengan gaya Anas yang hingga kini masih menganggap enteng tudingan-tudingan Nazaruddin.
“Tanpa penguatan partai, kita jangan harap mampu memenangkan Pemilu 2014,” seru dia dengan nada tinggi. Selain menyentil posisi Anas yang sewajarnya bertanggungjawab atas pemenangan Pemilu 2014, Marzuki yang juga Ketua DPR ini, turut menyesalkan sikap kader Demokrat yang duduk di DPR. “Kita belum punya kelas untuk melawan partai lain. Banyak kader Demokrat yang tidak membantu saya mengawal program,” tambah mantan kandidat ketua umum PD tersebut berapi-api.
Sementara itu, salah seorang pendiri Demokrat Ventje Rumangkang juga bertekad mendorong SBY agar mengambil keputusan politik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan internal partai. “Kita gugah perasaan Pak SBY selaku tokoh sentral partai ini untuk melakukan langkah-langkah yang kita harapkan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi. Karena kita di arena politik, tentu harus ada sikap politik,” ujarnya di sela-sela acara Rakornas.
Ventje juga meminta agar kader Demokrat bisa mewujudkan impiannya. Dikatakan Ventje, kader partai menginginkan PD segera keluar dari kemelut, utamanya setelah kasus Nazaruddin. “Partai Demokrat harus mempunyai solusi, supaya partai ini bisa mempertahankan keunggulan Pemilu 2009 di Pemilu 2014. Solusi ini yang sangat kita harapkan,” pungkas Ventje.
■ Ishak H Pardosi
http://monitorindonesia.com/?p=40309
Tidak ada komentar:
Posting Komentar