Partai politik (parpol) baru Serikat Rakyat Independen (SRI) sudah menyebar hampir di seluruh Indonesia. Mereka menargetkan suara dari masyarakat yang sudah antipati dengan partai politik dan perilaku politikus di DPR saat ini.
“KAMI mengumpulkan orang-orang yang apatis yang kecewa dengan keadaan saat ini. Kami mengajak untuk mencoba berpikir akan dibawa kemana bangasa ini. Kalau ada yang satu visi, kami siap menyambut dengan tangan terbuka. Pada 2009 saja hampir 60 persen yang mempunyai hak pilih, tidak memilih atau golput, itu menunjukkan kejenuhan masyarakat terhadap partai dan politikus yang ada. Masyarakat apolitis dan swing voter ini menjadi target utama kami,” papar Pengurus Pusat SMIK, Ronsi Daur.
Dengan kondisi seperti itu, pada Pemilu 2014 masyarakat membutuhkan kehadiran tokoh baru yang jujur, memiliki integritas, dan menjungjung tinggi etika politik yang baik. Selain itu, Daur melanjutkan, orang tokoh itu pun harus santun, dan mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Kami yakin Sri Mulyani merupakan orang yang tepat dan memenuhi syarat tersebut. Untuk itu, kami sudah siap untuk mengusung Sri Mulyani pada 2014 nanti,” katanya.
Terjegalnya, calon dari jalur independen, tidak membuat langkah SMI K surut. Dikabarkan, Purnawirawan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat didekati perwakilan negara asing supaya mendukung Sri Mulyani Indrawati maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Umum 2014. Pendekatan terus dilakukan sampai saat ini. Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Soerjadi dalam sebuah diskusi mengakui, perwakilan negara asing itu mendekati sejumlah purnawirawan TNI AD melalui diskusi tentang kondisi politik nasional.
Dari percakapan itu, mereka menyatakan nama Sri Mulyani sebagai calon presiden pada Pemilu 2014. Namun, purnawirawan TNI AD tak menyikapi secara kelembagaan. “Mereka menyebut nama Sri Mulyani sebagai calon presiden. Lalu embel-embelnya, didampingi calon wakilnya dari TNI,” kata Soerjadi yang belum menyebutkan calon dari kalangan TNI aktif atau yang purnawirawan. Sampai saat ini diakui Soerjadi, belum ada sosok yang secara resmi diajukan PPAD untuk calon pemimpin nasional pada Pemilu 2014 atau sebelumnya. Namun, Sri Mulyani termasuk nama yang gencar disodor-sodorkan, terutama oleh kalangan Barat.
Dikatakannya, kondisi penyelenggaraan kebangsaan kini sudah sangat mengkhawatirkan karena menyimpang dari cita-cita kemerdekaan. Sebab itu, masyarakat sudah tidak sabar lagi menunggu tahun 2014. Pernyataan Soerjadi diamini mantan Wakil Kepala Staf TNI AD Kiki Syahnakri. Menurutnya, saat ini Indonesia kehilangan kedaulatan, terutama di bidang ekonomi. Karena itu, seharusnya tahun 2014 menjadi momentum untuk meraih kembali kemerdekaan, terutama untuk tak lagi terlalu bersatu dengan Barat. “Kita harus mandiri,” katanya.
■ Indra Maliara
http://monitorindonesia.com/?p=42314
http://monitorindonesia.com/?p=42307
http://monitorindonesia.com/?p=42310
http://monitorindonesia.com/?p=42313
http://monitorindonesia.com/?p=42319
“KAMI mengumpulkan orang-orang yang apatis yang kecewa dengan keadaan saat ini. Kami mengajak untuk mencoba berpikir akan dibawa kemana bangasa ini. Kalau ada yang satu visi, kami siap menyambut dengan tangan terbuka. Pada 2009 saja hampir 60 persen yang mempunyai hak pilih, tidak memilih atau golput, itu menunjukkan kejenuhan masyarakat terhadap partai dan politikus yang ada. Masyarakat apolitis dan swing voter ini menjadi target utama kami,” papar Pengurus Pusat SMIK, Ronsi Daur.
Dengan kondisi seperti itu, pada Pemilu 2014 masyarakat membutuhkan kehadiran tokoh baru yang jujur, memiliki integritas, dan menjungjung tinggi etika politik yang baik. Selain itu, Daur melanjutkan, orang tokoh itu pun harus santun, dan mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Kami yakin Sri Mulyani merupakan orang yang tepat dan memenuhi syarat tersebut. Untuk itu, kami sudah siap untuk mengusung Sri Mulyani pada 2014 nanti,” katanya.
Terjegalnya, calon dari jalur independen, tidak membuat langkah SMI K surut. Dikabarkan, Purnawirawan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat didekati perwakilan negara asing supaya mendukung Sri Mulyani Indrawati maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Umum 2014. Pendekatan terus dilakukan sampai saat ini. Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Soerjadi dalam sebuah diskusi mengakui, perwakilan negara asing itu mendekati sejumlah purnawirawan TNI AD melalui diskusi tentang kondisi politik nasional.
Dari percakapan itu, mereka menyatakan nama Sri Mulyani sebagai calon presiden pada Pemilu 2014. Namun, purnawirawan TNI AD tak menyikapi secara kelembagaan. “Mereka menyebut nama Sri Mulyani sebagai calon presiden. Lalu embel-embelnya, didampingi calon wakilnya dari TNI,” kata Soerjadi yang belum menyebutkan calon dari kalangan TNI aktif atau yang purnawirawan. Sampai saat ini diakui Soerjadi, belum ada sosok yang secara resmi diajukan PPAD untuk calon pemimpin nasional pada Pemilu 2014 atau sebelumnya. Namun, Sri Mulyani termasuk nama yang gencar disodor-sodorkan, terutama oleh kalangan Barat.
Dikatakannya, kondisi penyelenggaraan kebangsaan kini sudah sangat mengkhawatirkan karena menyimpang dari cita-cita kemerdekaan. Sebab itu, masyarakat sudah tidak sabar lagi menunggu tahun 2014. Pernyataan Soerjadi diamini mantan Wakil Kepala Staf TNI AD Kiki Syahnakri. Menurutnya, saat ini Indonesia kehilangan kedaulatan, terutama di bidang ekonomi. Karena itu, seharusnya tahun 2014 menjadi momentum untuk meraih kembali kemerdekaan, terutama untuk tak lagi terlalu bersatu dengan Barat. “Kita harus mandiri,” katanya.
■ Indra Maliara
http://monitorindonesia.com/?p=42314
http://monitorindonesia.com/?p=42307
http://monitorindonesia.com/?p=42310
http://monitorindonesia.com/?p=42313
http://monitorindonesia.com/?p=42319
Tidak ada komentar:
Posting Komentar