Minggu, 21 Agustus 2011

Menelusuri Jejak Pelarian Dua Sejoli di Madrid

Istri bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, resmi menjadi buron Interpol. Namun sebelumnya, Neneng dengan setia mendampingi sang suami dalam pelarian sejak dari Jakarta sampai Dominika.


SUMBER-sumber dari imigrasi dan kepolisian mengungkapkan, Nazaruddin dan rombongan meninggalkan Jakarta menuju Singapura pada Senin (23/5/2011). Dari Singapura, mereka ke Vietnam pada Senin (20/6/2011). Hari Minggu (26/6/2011), mereka terbang ke Malaysia. Dari sana, mereka terbang ke Kamboja, lalu ke Madrid, Spanyol. Dari sana, mereka terbang ke Dominika dan mendarat di Bandara Melville.

Nazaruddin kabur ke Singapura sehari sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan dia sebagai tersangka. Saat ke Singapura, dia menggunakan paspor atas namanya, P887282, tetapi saat mendarat di Bandara Melville, ia menggunakan paspor bernomor S068580 atas nama Syarifuddin, kelahiran 1 November 1983.

Neneng menggunakan paspor atas namanya sendiri. Perempuan kelahiran 15 Februari 1982 ini memiliki paspor bernomor W190264. Dalam penyelidikan terungkap, selama pelariannya yang mewah ke luar negeri, Nazarudin dan rombongan mendapat biaya melimpah dari seorang pria yang menggunakan paspor bernomor E02071430.

Selasa (19/7/2011) sore, nama Neneng Sri Wahyuni muncul di Dominika. Neneng dan Nazaruddin bersama dua orang lainnya terbang dari Malaysia ke Dominika menggunakan pesawat carteran dengan registrasi USA N12M. Mereka mendarat di Bandara Melville, Senin (18/7/2011) pukul 10.25.

“Mereka menginap sehari di Hotel Fort Young, Victoria Street, Roseau Commonwealth, Dominika,” kata sumber tersebut. Nazaruddin dan Neneng diduga tidur di kamar 513 hotel tersebut. Selain menyewa kamar 513, mereka juga menyewa kamar 506, 515, dan 526. Mereka kemudian pindah ke Rosalie Bay Nature Resort masih di Dominika. Nazaruddin dan istri diduga tidur di kamar 504.  Sementara tiga kamar lain yang disewa adalah kamar 401, 402, dan 503.

Hari Jumat (22/7/2011), Nazaruddin, Neneng, dan dua orang lainnya terbang ke Bogota, Kolombia, dengan pesawat carteran bernomor registrasi N 267 BB. Saat Interpol Bogota menangkap Nazaruddin di Cartagena pada Minggu (7/8/2011), sosok Neneng, tersangka korupsi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Suraya (PLTS) di Kemenakertrans itupun menghilang.

Indra Maliara
http://monitorindonesia.com/?p=45239
http://monitorindonesia.com/?p=45241
http://monitorindonesia.com/?p=45243
http://monitorindonesia.com/?p=45236
http://monitorindonesia.com/?p=45233

Tidak ada komentar:

Posting Komentar